Makalah
Marketing Politik
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah yang
maha kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang penulis beri judul ”Marketing Politik”. Negara
Indonesia adalah negara demokrasi dimana adanya pemilu dan banyak partai politik
adalah ciri dari demokrasi seperti sekarang ini, maka dibutuhkan suatu komunikasi
politik yang baik diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan bagi kemajuan
bangsa dan negara. Salah satu bagian dari komunikasi politik adalah political marketing
dimana pasar ”masyarakat” dijadikan sebagai objek dalam pemasaran politik.
Untuk itu penulis mencoba menulis
sebuah konsep political marketing yang mudah-mudahan dapat memberikan manfaat
yang bagi para pembaca untuk dapat dianalisis lebih lanjut. Kritik dan saran
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata apabila
terdapat kata-kata yang janggal penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Atas perhatian pembaca penulis ucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era keterbukaan sekarang ini,
politik tidak boleh hanya dimenangkan lewat pengerahan massa, tapi juga melalui
penggunaan strategi pemasaran yang jelas, Menurut pakar politik Eep Saefulloh
Fatah, political Marketing di Indonesia berfungsi agar ada pendekatan antara
partai atau kandidat dengan pemilih. “Political marketing berarti partai atau
kandidat datang ke publik, melalui media, dan melalui pendekatan dengan tokoh-tokoh
atau organisasi tertentu“.
Marketing politik dalam sebuah
Pemilihan Umum (Pemilu) memainkan peran yang sangat penting karena merupakan
bagian dari aktivitas persuasi dalam pendekatan marketing politik. Kampanye
mengemas pesan politik secara intensif dalam kurun waktu tertentu yang dibatasi,
guna mendapatkan pengaruh di kalangan khalayak politik. Dengan harapan, khalayak
mendukung dan menjatuhkan pilihan pada kandidat yang mengkampanyekan diri tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas,
dapat dirumuskan pertanyaan penulis sekaligus sebagai perumusan masalah,
sebagai berikut: apa yang dimaksud
dengan political marketing?
1.3. Tujuan
Dengan memahami rumusan masalah,
maka penelitian ini bertujuan untuk:
a.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan political marketing
sesuai dengan kuliah komunikasi politik
b.
Sebagai nilai tambahan pada mata kuliah komunikasi
politik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Marketing Politik
Nursal (2004: 23) mengatakan bahwa political
marketing atau pemasaran politik adalah serangkaian aktivitas terencana,
strategis dan juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan
makna politik kepada para pemilih.
Menurut O' Cass (1996) dalam
Firmanzah (2008: 321), filosofi marketing memberikan arahan bagaimana kita bisa
menerapkan ilmu marketing dalam dunia politik. Karena pada dasarnya ilmu marketing
melihat bahwa kebutuhan konsumen (stakeholder) adalah hal terpenting sehingga
perlu diidentifikasi dan dicari bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Konsep marketing
komersial berdasarkan pada premis bahwa semua perencanaan dan operasi perusahaan
berorientasi pada pemuasan konsumen(stakeholder). Menurut Firmanzah (2008:
156), marketing politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus-menerus
oleh sebuah partai politik atau kontestan dalam membangun kepercayaan dan image
publik.
Sesuai dengan penjelasan di atas
maka diketahui bahwa marketing politik bukan dimaksudkan untuk 'menjual'
kontestan pada publik, melainkan sebagai teknik untuk memelihara hubungan
dengan publik agar tercipta hubungan dua arah yang langgeng.
2.2. Strategi Marketing Politik
Dalam strategi marketing politik ini
ada 5 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1)
Produk (product)
Produk yang ditawarkan institusi
politik merupakan sesuatu yang kompleks, dimana pemilih akan menikmatinya
setelah sebuah parpol atau pun kandidat terpilih. Arti penting sebuah produk
politik tidak hanya ditentukan oleh karakteristik produk itu sendiri. Pemahaman
pemilih juga memainkan peranan penting dalam memaknai dan menginterpretasikan
sebuah produk politik.
Produk politik dapat dibagi menjadi
tiga kategori (Niffeneger, 1998):
·
Party platform (platform partai)
Meliputi konsep, identitas ideologi dan program kerja.
·
Past record
Meliputi catatan tentang hal-hal yang dilakukan di
masa lampau berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik.
·
Personal characteristic (ciri pribadi)
Meliputi pemimpin parpol dalam memberikan citra,
simbol dan kredibilitas sebuah produk politik.
2)
Promosi (promotion)
Dalam mempromosikan produk, parpol
dapat bekerjasama dengan agen iklan dalam membangun slogan, jargon dan citra
yang akan ditampilkan. Ia juga dapat dilakukan dengan cara pagelaran musik
outdoor, debat di TV dan pengerahan massa dalam jumlah besar untuk menghadiri
temu kader atau pun tabligh akbar. Promosi politik tidak hanya dilakukan semasa
kampanye saja, tetapi harus terus menerus dan permanen.
3)
Harga (price)
Harga dalam kampanye meliputi harga
ekonomi, psikologis, dan citra nasional. Harga ekonomi berkait dengan semua
biaya yang dikeluarkan selama masa kampanye. Harga psikologis mengacu pada
harag persepsi psikologis, misalnya apakah pemilih merasa nyaman dengan latar
belakang parpol, kandidat anggota legislatif atau kandidat presiden yang
diusung parpol. Harga nasional berkait demham apakah pemilih merasa bahwa
parpol dapat memberi citra positif bangsa atau menjadi kebanggaan nasional. Strategi
Parpol akan cenderung meminimalisasi harga politiknya (memperkecil resiko) dan
memaksimalkan harga politik lawan politik (semakin beresiko). Karena pemilih
akan cenderung memilih parpol yang beresiko lebih kecil.
4)
Penempatan (place
Penempatan (place) berkait erat
dengan cara hadir atau distribusi sebuah institusi politik dan kemampuannya
dalam berkomunikasi dengan para pemilih atau calon pemilih. Kampanye politik
memang harus bisa mengidentifikasi dan memetakan struktur serta karakteristik
masyarakat. Pemetaan penematan bisa dilakukan secara geografis, demografis, dan
keberpihakan pemilih.
5)
Segmentasi
Segmentasi sangat memperhitungkan
kelompok masyarakat yang dimasuki. Menggelar musik dangdut saat kampanye akan
sangat efektif di daerah pedesaan dan grasroot secara umum, tetapi tidak sesuai
jika dilakukan di tengah kalangan akademisi. Segmentasi penting dilakukan
mengingat institusi politik diharapkan dapat hadir dalam berbagai karakteristik
pemilih.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Marketing politik dalam Pemilu akan
semakin intensif karena dukungan media massa. Saat ini industri media di
Indonesia sangat maju pesat, sehingga memungkinkan digunakan secara intensif
dalam marketing politik para kandidat baik perseorangan maupun kelompok.
Dari model penyampain produk
marketik itu merupakan hal yang sangat pokok dalam political marketing
diantaranya
·
Pull marketing pemasaran politik marketing melalui
media massa
·
Push marketing melalui personal kandidat atau figur
·
Pass marketing pemasaran politik melalui orang ketiga
ataupun teem sukses dan para tokoh penting yang dapat mempengaruhi para
pemilih.
3.2. Saran
Dalam dinamika politik modern
seperti saat ini indonesia merupakan negara yang sudah mulai menjurus kepada
negara yang lebih demokratis, seperti pemilihan umum baik itu
tingkat daerah maupun tingkat nasional yang berjalan
dengan baik dan aman, namun kita sebagai masyarakat indonesia yang dijadikan
sebagai objek dari pemilu sebaikya harus kritis dalam memilih pilihan dan
jangan sampai termakan janji-janji politik penguasa, sebab kalau pilihan kita
salah akan berakibat fatal untuk jangka panjang dalam hal pemerintahan yang sesuai
dengan pemerintahan atau pemimpin yang kita cita-citakan selama ini.